KYAI TUAN GURU LONING ( RM. MANSYUR/ KH. MUHYIDIN
ARROFINGI )
Raden Mas
Sandeyo adalah bapak kandung tuan guru loning, yang kemudian terkenal sebagai Kyai Ageng Mlangi. Beliau adalah putera
sulung dari Prabu Mangkurat Jowo (atau Mangkurat III) di Kartosuro. Sebagai
seorang pangeran, belian harus banyak belajar mengenai pemerintahan, namun
beliau juga senang belajar ilmu agama. Ketika beliau kembali ke keraton bersama
para pengawal yang bernama Sanusi dan Tamisani, R.M. Sandeyo kemudian diangkat
menjadi pangeran atau Nayoko Agung yang mewakili pemerintahan Kertosuro. Namun
beliau lebih memilih untuk pergi bertapa mencari tempat untuk padepokan atau
tempat untuk dijadikan pesantren. Dengan diiringi oleh kedua pengawalnya tadi,
beliau bertapa untuk mendapatkan tempat yang benar-benar barokah. Ketika fajar
mulai menyingsing, di waktu Dhuha, beliau menemukan hutan yang sekarang berada
di sebelah tenggara Masjid Mlangi. Konon tempat tersebut ketika itu bersinar
dan berbau harum. Oleh karena itu diberi nama desa Mlangi. Maka beliau berhenti
berapa dan dengan dibantu oleh kedua pengawalnya mulai membabad hutan tersebut
dan mendirikan pesantren yang sangat besar. Dan para pengawalnya ditempatkan di
sebelah selatan Mlangi, di suatu desa yang di sebut desa Dukuh. Sebagai wangsa
keraton, untuk kehidupan, beliau mendapat sawah yang luasnya sejauh suara bunyi
bedug dan juga hasil-hasil dari Keraton. Kyai Ageng Mlangi juga bergelar Kyai
Ageng Nurman, juga Kyai Ageng Nyabrangsepisanan. Menurut ceritera, ketika terjadi
huruhara perpecahan antara Surokarto dan Ngayogyokarto (menurut sejarah
perpecahan itu terjadi dengan perjanjian Giyanti pada tahun 1755), Kyai Ageng
Nurman pergi ke Semarang, sebelum tersusul oleh musuhnya, beliau pergi
menunaikan ibadah haji. Konon, beliau menggunakan kesaktian dengan melebarkan
saputangan merahnya di laut untuk beliau naiki sebagi apal, kendaraan beliau
untuk pergi dan kembali dari Mekkah. Kehebatan Kyai Ageng Mlangi itu membuat
kagum banyak orang dari mancanegara. Banyak sekali para murid dari luar Jawa
yang menuntut ilmu di psantren Kyai Ageng Mlangi. Di antaranya adalah seorang
gadis cina yang cantik dari negeri Campa, yang pada akhirnya dipersunting oleh
sang Kyai dan menjadi ibu dari Kyai Guru Loning. Sesungguhnya Kyai Ageng Mlangi
pernah menduduki tahta kerajaan dengan gelar Hamengku Buwono I di
Ngayogyokarto. tetapi hanya sebentar sekali, karena keadaan negeri yang belum
begitu aman dan juga karena beliau tidak setuju dengan dan menentang praktek
hukum yang berlaku, seperti hukum pancung atau picis, yang tidak sesuai dengan
ajaran Islam. Setelah lengser, beliau kembali ke Mlangi. Namun beliau tetap
membantu menjaga keselamatan negara, pada waktu terjadi perang Diponegoro,
beliau juga mengerahkan para pemuda untuk bergerilya. Oleh karena itu beliau
tetap mendapatkan jatah untuk hidup dari keraton sampai ke puteranya Kyai Haji
Nawawi. Terakhir Kyai Ageng Mlangi menikahi seorang gadis Campa atau Cina yang
telah lama mengabdi pada sang Kyai. Ketika Kyai Ageng Mlangi mangkat, puteri campa
itu sedang mengandung enam bulan, oleh karena beliau tidak berkenan untuk
menetap di Mlangi, beliau pergi meninggalkan Mlangi menuju ke arah barat laut
sampai di desa Bedungus, Kemiri, purworejo dengan berjalan kaki. Ketika tiba di
desa Ngapak, di sisi timur sungai Progo, beliau berbelok ke utara, atas
petunjuk kandungannya (janin dalam kandungannya) dan ini dilakukan sampai tiga
kali. Kemudian, belau berjalan lurus ke barat melalui desa Kaligesing, sampai
di desa Bedungus. Di sini beliau diterima oleh keluarga Kyai Sanusi, yang telah
lama mengabdi dan menjadi murid Kyai Ageng Mlangi. Nyai Ageng Mlangi ini
tinggal bersama keluarga Kyai Sanusi sampai melahirkan. Beliau melahirkan
seorang putera laki-laki yang tampan paras mulanya. Beliau memanggil para putera
Kyai Ageng Mlangi yang lain untuk menyaksikan bayi yang baru dilahirkan itu.
Oleh kakak-kakaknya bayi tersebut diberi nama Raden Mas Mansoer. Sejak kecil
Raden Mas Mansoer bertempat tinggal di desa Bedngus dan belajar mengaji di
hadapan Kyai Soleh Qulhu di daerah Payaman, Magelang. Dia merupakan santri yang
pandai yang kemudian menjadi menantu Kyai Soleh Qulhu. Di samping itu, Raden
Mas Mansoer juga sering mendapat bantuan dari Patih Dipodirdjo, Purworejo,
sehingga beliau dapat menunaikan ibadah haji. Beliau diambil menantu oleh Patih
Dipodirdjo. Pada wkatu Raden Mas Mansoer mengaji di Demak, beliau dijadikan
menantu oleh Pengulu Demak. Dari Pernikahan ini beliau mempunyai putera Raden
Mas Haji Ngaburrochman. yang kemudian menjadi pengulu Demak. Raden Mas Mansoer
juga memperdalam agama Islam di Aceh. Lama beliau berada di Aceh. Sepulang dari
Aceh, beliau tetruko (berdiam dan membangun tempat tinggal) di Loning, warisan
dari keraton yang berupa pada ilalang seluas k.l. 40 bahu atau sekitar 28.000
m2. Kemudian dibantu oleh Glondong (setingkat dengan Kepala Desa atau lurah
sekarang) Loning Dipomenggolo, beliau mendirikan pesantren berupa mesjid dan
pondok untuk para santri yang datang dari luar daerah seperti Denak, Magelang,
Kendal, Cirebon, Surabaya, Pacitan, Banten (Jawa Barat) dan lain sebagainya.
Sehingga Raden Mas Mansoer yang bergelar Kyai Muchyidin Nurrofingi sejak itu
dikenal sebagai Kyai Guru Loning. Sosok Kyai Guru Loning merupakan seorang
ulama yang mahir dalam ilmu agama Islam, guru Kurro' dan hafal al Qur'an.
Beliau adalah seorang Guru yang mempunyai sifat kasih sayang, seorang ulama
ahli wirangi, tidak bersedia mengerjakan yang tidak sepantasnya, tidak menyukai
bebauan apa yang disebut mingsri (bahasa Jawa), tidak mau makan makanan dari
orang tidak bertaqwa. Beliau juga sering berpuasa dan banyak mengerjakan sholat
sunnah, sehari semalam bisa mencapai 41 rekaat. Beliau merupakan penyebar Agama
Islam, dengan mesjid dan pondoknya di Loning, beliau mengajarkan selain
beberapa kitab kuning, mengajarkan Al Qur'an dengan fasih dengan lagu Misriy,
lagu Mukiyyi, Bashority. Raden Mas Mansoer mempunyai beberapa isteri : 1.
Puteri Penghulu Demak, berputera: - RM Hj. Ngabdurrachman, yang kemudian
menjadi Penghulu Demak 2. Puteri Ngalang-alang Ombo, berputera - R.A. Fatimah,
suami Kyai Taslim (Tirip, Gebang, Purworejo) - R.A. Nyai Sangid (Djamilah) -
R.M. Hj. Muhammad Nur, Pengulu Landrat, Purworejo - R.M. Kyai Busram, Loning 3.
Puteri Patih Dipodirdjo berputera: - R.M. Mohamad Djen - Guru Qurro' Solotiyang
- R.M. Kyai Machmud, Loning - R.A. Nyai Istad (Kyai Ngabdurrachman, Bedug) -
R.M. Haji Soleh (Loning) 4. Puteri Lurah Kroya, berputera: - R.M. Chamid
(Sucen, Tritir, Bayan, Purworejo) 5. Puteri Kyai Soleh Qulhu, berputera - R.M.
Haji Ngabdullah Mahlan, yang menggantikan Kyai Guru Loning dalam Mengelola
Masjid Loning) R.M. Haji Ngabdullah Mahlan, berputera: 1. R.M. Imam 2. R.M.
Djupri 3. R.A. Kuroisyin 4. R.A. Sofiah menikah dengan : Hadiwinangoen 5. R.A.
Muthoharatun menikah dengan : Sosrowardojo 6. R.M. Mohammad, mengelola Mesjid
Loning 7. R.A. Machmoedah menikah dengan : Soerodikoesoemo 8. R.A. Istifaiyah
Riwayat mbah
Kyai Guru Loning berkaitan erat dengan perjalanan sejarah bangsa dalam
memperebutkan kemerdekaan, tepatnya pada masa perang Diponegoro.
Ide Perang Diponegoro sebetulnya adalah buah pemikiran dari Kyai Nur Iman Mlangi ( RM. Sandeyo ). Akan tetapi disebabkan Beliau sudah sepuh ( lanjut usia ) maka pelaksaan ide tersebut dipercayakan kepada muridnya yang juga terhitung cucu buyutnya yang bernama Abdul Hamid / RM. Antawirya, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Diponegoro. Selanjutnya pemimpin pergerakan melawan Belanda di lapangan adalah Diponegoro, sedangkan Kyai Nur Iman Mlangi bertindak sebagai Penasehat dan tokoh Belakang Layar. Perang tersebut berlangsung lama.
Saat Kyai Nur Iman wafat, salah seorang istri beliau yakni Putri Cina Keturunan Campa dalam keadaan hamil tua . Pada suatu ketika Putri Cina tersebut mendengar suara gaib yang sebenarnya adalah Ruh bayi yang kelak di lahirkannya. Suara itu menyuruh Putri untuk meninggalkan Mlangi. Suara gaib itu berkata " Ibu sak punika kula aturi pundah saking mriki. Monggo Ibu kula derekaken " ( Ibu sekarang saya silahkan pindah dari sini, mari saya ikuti ).
Putri Campa akhirnya mengikuti suara tersebut dan meninggalkan Mlangi menuju ke arah Selatan melewati tepian pantai. Sesampainya di daerah Grabag, suara tersebut menuntunnya ke arah Utara hingga sampai di desa Kemiri. Dari Kemiri kembali Putri Campa di tuntun untuk berjalan ke arah Barat sampai di desa Kroyo. Dari Kroyo, Putri Campa kemudian berjalan sampai di desa Bedungus sesuai dengan petunjuk suara gaib tersebut. Sesampainya di desa Bedungus suara itu berkata lagi “ Ibu pun cekap dumugi mriki kemawon, ibu lenggaha wonten dalemipun kaum Bedungus “( Ibu cukup sampai disini saja dan menetaplah di rumah kaum Bedungus ). Ternyata benar , setelah Kaum Bedungus tersebut melihat Putri Cina yang tengah hamil, ia menyuruh Putri tersebut untuk tinggal di rumahnya.
Ide Perang Diponegoro sebetulnya adalah buah pemikiran dari Kyai Nur Iman Mlangi ( RM. Sandeyo ). Akan tetapi disebabkan Beliau sudah sepuh ( lanjut usia ) maka pelaksaan ide tersebut dipercayakan kepada muridnya yang juga terhitung cucu buyutnya yang bernama Abdul Hamid / RM. Antawirya, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Diponegoro. Selanjutnya pemimpin pergerakan melawan Belanda di lapangan adalah Diponegoro, sedangkan Kyai Nur Iman Mlangi bertindak sebagai Penasehat dan tokoh Belakang Layar. Perang tersebut berlangsung lama.
Saat Kyai Nur Iman wafat, salah seorang istri beliau yakni Putri Cina Keturunan Campa dalam keadaan hamil tua . Pada suatu ketika Putri Cina tersebut mendengar suara gaib yang sebenarnya adalah Ruh bayi yang kelak di lahirkannya. Suara itu menyuruh Putri untuk meninggalkan Mlangi. Suara gaib itu berkata " Ibu sak punika kula aturi pundah saking mriki. Monggo Ibu kula derekaken " ( Ibu sekarang saya silahkan pindah dari sini, mari saya ikuti ).
Putri Campa akhirnya mengikuti suara tersebut dan meninggalkan Mlangi menuju ke arah Selatan melewati tepian pantai. Sesampainya di daerah Grabag, suara tersebut menuntunnya ke arah Utara hingga sampai di desa Kemiri. Dari Kemiri kembali Putri Campa di tuntun untuk berjalan ke arah Barat sampai di desa Kroyo. Dari Kroyo, Putri Campa kemudian berjalan sampai di desa Bedungus sesuai dengan petunjuk suara gaib tersebut. Sesampainya di desa Bedungus suara itu berkata lagi “ Ibu pun cekap dumugi mriki kemawon, ibu lenggaha wonten dalemipun kaum Bedungus “( Ibu cukup sampai disini saja dan menetaplah di rumah kaum Bedungus ). Ternyata benar , setelah Kaum Bedungus tersebut melihat Putri Cina yang tengah hamil, ia menyuruh Putri tersebut untuk tinggal di rumahnya.
Putri Cina
tinggal dan dirawat oleh Kaum Bedungus hingga melahirkan.
Saat bayi Putri
tersebut telah lahir ( tahun 1799 masehi ), Putra - putra Kyai Nur Iman dari
istri yang lain yang berada di Mlangi segera di undang untuk menjenguk bayi /
adiknya tersebut di rumah Kaum Bedungus. Sesampainya di sana, mereka kemudian
menamai bayi tersebut dengan nama RM. Mansyur.
RM. Mansyur
dibesarkan di rumah Kaum Bedungus hingga dewasa. Setelah dewasa RM. Mansyur pergi menuntut ilmu di pesantren milik Kyai
Soleh Qulhu Magelang, di Aceh serta di Mekah. Setelah kembali dari Mekah,
RM. Mansyur berganti nama Muhyidin Arrofingi. Selanjutnya
Muhyidin Arrofingi mendirikan masjid dan pondok pesantren di desa Loning
kemiri kutoarjo, sehingga Beliau terkenal dengan sebutan Kyai Guru
Loning. Beliau mengajarkan Al Quran dan Tafsir
Atas ketulusan
Kaum Bedungus yang dengan ikhlas merawat Putri Cina dan RM. Mansyur ( anaknya
), akhirnya anak Kaum Bedungus yang bernama Kyai Zarkasih diangkat
menjadi keluarga Mlangi. Kyai Zarkasih kemudian berputra Kyai sidiq,
sedangkan Kyai Sidiq berputra Kyai Nawawi Berjan. Kyai Nawawi Berjan
berputra Kyai Khalwani Nawawi yang kini meneruskan perjuangan
pendahulunya dalam menegakkan syiar Islam dan mengasuh pondok pesantren
Berjan Purworejo.
Kyai Guru Luning
tidak kembali ke Mlangi akan tetapi Beliau tinggal di Loning kemiri kutoarjo
hingga Akhir hayatnya pada usia 56 tahun pada bulan syawal 1855 masehi. Kyai
Guru Loning ( RM. Mansyur Muhyidin Arrofingi ) dimakamkan di sebelah barat
pengimaman masjid Loning. Peringatan Khoul Kyai Guru Loning juga rutin diadakan
setiap tahun di masjid Loning, sedangkan Putri Cina (Ibu Kyai Guru Luning )
kemudian terkenal dengan sebutan Nyai Ngadiluwih yang makamnya terletak
di desa Kemiri Purworejo.
Perkenalkan nama saya zull fikar. Dan saya ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH JONOSEUH atas bantuannya selama ini dan saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sukses dan ini semua berkat bantuan MBAH JONOSEUH,selama ini, saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang2 dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya usaha Restoran sendiri,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH JONOSEUH atas bantuan nomor togel dan dana ghaibnya, dan saya yang dulunya pakum karna masalah faktor ekonomi dan kini kami sekeluarga sudah sangat serba berkecukupan dan tidak pernah lagi hutang sana sini,,bagi anda yang punya masalah keuangan jadi jangan ragu-ragu untuk menghubungi MBAH JONOSEUH karna beliau akan membantu semua masalah anda dan baru kali ini juga saya mendaptkan para normal yang sangat hebat dan benar-benar terbukti nyata,ini bukan hanya sekedar cerita atau rekayasa tapi inilah kisah nyata yang benar-benar nyata dari saya dan bagi anda yg ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH JONOSEU di 0823 4444 5588 dan ingat kesempatan tidak akan datang untuk yang ke 2 kalinya terimah kasih..
BalasHapusTuan Guru Loning Adalah Guru Kiai Imam puro... Dan mempunyai kakak bernama kiai taftazani guru pangeran diponergoro bin hanmengu buwana 3.
BalasHapusAlhamdulillah, saya juga masih dzuriyyah beliau dari Isteri mbah Rofii yg Putri Dipodirjo, R.M Soleh Yang mempunyai Putri bernama Nyai Asiyyah isteri Buyut Saya Dari jalur abah, Syekh abdul mannan bin Muhammad Alhasani Kebumen.
Sampean ponpes al hidayah yaa......??,,?
HapusHusnul Hidayah Karang tanjung mungkin yang ia maksud
HapusSaya juga dri keturunan beliau dari kebumen juga ..salam kenal Gus..
HapusAlhamdulillah makam Mbah nyai Adi layluwih berada di belkbela rumah saya
BalasHapusMinta fotonya boleh..,??
HapusDimana mas
BalasHapusSalam kenal saya dari warga loning
BalasHapusSalam dari kebumen, di kebumen keturuan kyai Loning RM Mansor Rofi'i ada banyak.. pondok pesantren Husnul Hidayah Karang tanjung & PP Darussalam adikarso merupakan dzuriah beliau RM Mansor.. dari putri patih dipodirjo
BalasHapustitanium dog teeth implants, the best new way to
BalasHapusTis the first and only titanium nipple rings true and effective dental treatment titanium vs stainless steel for skin injuries that require benjamin moore titanium a titanium blue skin babyliss pro titanium straightener removal procedure. This